mencintai tanpa menggunakan kata tapi
mencintai tanpa menggunakan kata jika
mencintai dengan menggunakan kata tulus
mencintai dengan menggunakan kata ikhlas
tanpa syarat tanpa pamrih
Pernahkah terpikir, bahwa waktu kita tak pernah bisa cukup untuk membahagiakan orang yang kita sayangi selama masa hidupnya, pernahkah terlintas bahwa waktu kita hanya sebentar untuk menunjukkan kasih sayang kita?
Mungkin bagi kita yang terlalu menyibukkan diri dengan berbagai aktifitas tidak akan pernah menyadarinya, namun ketika orang yang kita cintai tiba tiba pergi selamanya dari hidup kita. percayalah, penyesalan akan datang dan selamanya membekas dalam sanubari.
Kurang lebih 9 bulan yang lalu, kakek saya sakit dan harus memerlukan perawatan ekstra, maka dibawalah kakek ke rumah untuk dirawat oleh ayah dan ibu. Alhamdulillah, perawatan sudah semaksimal mungkin, dan Allah berkehendak bahwa kakek harus segera berpulang.
Ya ini cerita klise untuk semua orang. Sakit keras, berusaha untuk dibahagiakan dan akhirnya meninggal. Namun beda buat saya. Saya merasa tidak maksimal dalam merawat kakek, merasa kurang sabar karena menganggap kakek saya terlalu manja saat sakit, menganggap bahwa tidak seharusnya orang yang sakit harus selalu merengek kesakitan. Ternyata pemikiran saya ini sangat tidak elegan. Saya tidak ingat siapa yang merawat saya ketika saya lahir dan ayah saya masih sekolah, saya tidak ingat siapa yang menggendong saya saat saya masih kecil dan jauh dari ayah saya saat itu.
Saya menyesal. Mesti sudah berusaha maksimal untuk merawat kakek di akhir hayatnya, saya masih tidak tulus, saya masih mengeluh, saya kadang tidak peduli. Dan ketika beliau pergi, penyesalanlah yang datang. Karena cinta terbaik dari saya tidak saya berikan. Masih bersyarat masih menggunakan tapi.
Ini yang membawa perubahan dari saya, saya harus belajar lebih sabar, belajar mencintai tanpa kata tapi maupun cinta.
No comments:
Post a Comment