blog katalog |
Kadang hidup seperti secangkir kopi
Kadang terasa terlalu pahit, terlalu manis atau terlalu creamy
Tergantung bagaimana kita ingin meraciknya
Sore ini, kopiku teralu creamy, layaknya kopi yang kau suka. Tak terlalu pahit, tak terlalu manis namun rasa cream yang mendominasi itu kesukaanmu.
Tak seperti biasanya, kopi pahit yang aku suka, yang selalu meghiasi soreku, ketika kita bercengkerama di halaman belakang. Hari ini, kopiku hanya ingin seperti punyamu, tidak pahit tidak manis namun creamy.
Tahun - tahun yang kita lalui sangatlah menyenangkan, namun tidak untuk setahun terakhir ini. Kopiku menjadi terlalu pahit untuk dirasakan, memang tanpa gula aku membuatnya, seperti hidup yang sedang aku jalani saat ini mungkin, yang tanpa sadar memepengaruhi caraku dalam menyeduh kopi.
Memang aku hindari untuk membeli gula dan cream, agar ku tak mengingat caramu membuat kopi, dua sendok gula dua sendok kopi dan empat sendok cream, aahhh sudahlah, sekeras apapun caraku untuk menghapus ingatan tentang caramu membuat kopi, aku akan semakin mengingatnya. Karena sekarang aku meniru komposisinya dua sendok kopi, dua sendok kopi dan empat sendok kopi. Sama, namun berbeda di rasa. Punyaku, terlalu pahit.
Setahun sudah aku tidak melihatmu menyeduh kopi, bercengkerama bersamamu di halaman belakang ini. Dan kini aku merindumu. Semenjak saat itu, kau pergi.
-Aldo-
***
"oke, jadi seperti ini kelakuanmu di belakangku...?" Aldo berteriak keras ke arah Rachel. "Mmmmm maaf....." jawab Rachel terisak.
"Aku bekerja keras seperti ini, kamu seperti ini? Aku lakukan semua demi kamu, aku bekerja keras demi kamu, tapi apa yang kau perbuat di belakangku....?" kebali Aldo berteriak.
"Tapi aku ga cuman butuh uangmu Do, aku butuh perhatianmu, kasih sayangmu, kamu pulang selalu larut, akhir minggu pun kamu lembur...waktu buat aku mana...?" kali ini nada Rachel meninggi.
"Sadar ga kamu? biaya kamu tu mahal, salon, baju, make up, arisan, belom kalo kamu mau gadget baru...? Ga murah Chel...itu semua butuh biaya banyak...!"
"Ya itu resiko kamu nikahin aku...."
"Dan balasannya, kamu hamil sama dia...?"
Pranggg, cangkir kopi yang biasa digunakan Aldo pecah seketika, amarah yang tak terbendung, pilu yang terlalu menyakitkan, kenyataan yang tak pernah diduga Aldo sebelumnya.
***
Sejak saat itu, aku selalu merindukanmu, namun tak pernah menyesali kepergianmu. Biarlah kau lebih bahagia bersamanya. Dia yang lebih bisa menyayangimu, dia yang lebih bisa memperhatikanmu dan dia yang selalu ada waktu untukmu.Tidak seperti aku.
Biar setahun ini kopiku sangat pahit, dan hari ini kopiku creamy seperti seduhanmu. Namun esok, kopiku akan manis, dan itu pasti.
-Aldo-
Sore ini, kopiku teralu creamy, layaknya kopi yang kau suka. Tak terlalu pahit, tak terlalu manis namun rasa cream yang mendominasi itu kesukaanmu.
ReplyDeleteTak seperti biasanya, kopi pahit yang aku suka, yang selalu meghiasi soreku, ketika kita bercengkerama di halaman belakang. Hari ini, kopiku hanya ingin seperti punyamu, tidak pahit tidak manis namun creamy.
Terlalu banyak pengulangan, gimana kalo gini:
Sore ini, kopiku teralu creamy, layaknya kopi yang kau suka. Tak terlalu pahit, tak terlalu manis namun rasa cream yang mendominasi itu kesukaanmu.
Tak seperti biasanya, kopi pahit yang aku suka, yang selalu meghiasi soreku, ketika kita bercengkerama di halaman belakang. Hari ini, kopiku hanya ingin seperti punyamu, creamy.
Atau
Sore ini, kopiku tak terlalu pahit, tak terlalu manis namun rasa cream yang mendominasi.
Tak seperti biasanya, kopi pahit yang aku suka, yang selalu meghiasi soreku, ketika kita bercengkerama di halaman belakang. Hari ini, kopiku hanya ingin seperti punyamu, tidak pahit tidak manis namun creamy.
:)
Hmm iki pethilan cerpen yoo.. Udah bagus kok, tinggal kalo konversation-nya nanti disusun lebih rapi kyak yg di novel2 itu lhoo.. N sama kyak yg komen diatas, pengulangannya diperhatikan. Coba digemukin lagi dehh..
ReplyDeleteboth of you : kekuranganku dua itu....terlalu banyak kekurangan dan kurang bisa menjabarkan ide :D
ReplyDeletebubu : i need an editor just like you hahahahah
*terlalu banyak pengulangan
ReplyDeletewah.. aku meh komen susah banget.. XD
ReplyDelete(1) komentar yang pertama aku setuju, bisa jadi mempermanis bahasanya
(2) mungkin dicoba untuk mengembangkan materi, jadi gak semata karena kurang kasih sayang terus dia selingkuh. boleh seperti itu, tapi ditambahi konfliknya.
(3) bisa dicoba juga kalau pertengkaran tidak harus melempar piring, mungkin dengan perang dingin?? jadi mereka bertengkar dengan intonasi datar, tapi mengandung bahasa yang saling menyalahkan dan ironis.
(4) diakhiri dengan si cewek yang bilang "aku capek", terus melangkah pergi.. hehehe kayaknya jadi asyik. jadi agak nyambung kalo kamu ngomongin rasa kopi yang dia suka sekarang.
http://rizkyadiwordsoflife.wordpress.com/wp-admin/post.php?post=384&action=edit&message=6&postpost=v2
ReplyDeletesemua orang punya cara sendiri2 dalam menyampaikan, tapi bisa silakan dilihat gaya saya bercerita. Ini saya buat 10 April lalu, saya edit hari ini karena terasa sama kejadiannya dengan masa lalu..
Boleh juga nih #eea
ReplyDeleteGw gak punya banyak waktu buat mencerpen, membuat cerpen artinya gw butuh keheningan malam.
Nice try, Na..
Let's write more and more :)